Anak-anak memang punya keunikannya sendiri. Disamping limpahan hasrat bermain yang tinggi, dalam jiwa mereka, juga bersemayam cita-cita dengan harap terwujud dimasa depan. begitu pula anak-anak dalam naungan sanggar kelapa, punya proyeksi cita-citanya masing-masing. Hal ini mengindikasikan mereka telah memahami akan arti tentang sebuah kehidupan. Bahwa hidup mesti memiliki tujuan. Kecenderungan seperti ini mesti dirawat dalam diri anak-anak. Maka partisipan baru yang hadir di minggu ini membawa semangat itu. semangat akan pentingnya merawat cita-cita anak agar tak hilang terkubur oleh debu masa.
Partisipan minggu ini menamakan dirinya sebagai “Forum 010”. Dan hadir untuk mengingatkan anak-anak untuk tetap selalu merawat cita-citanya. Ialah kak Daus, kak Irham, kak Itto’, kak Ratih, kak Fitri dan kak Riri yang menaungi Forum 010, hadir membawa idealisme tersebut dalam praktik pembelajaran Sanggar kelapa. Agar pembelajaran semakin menarik dan memiliki nilai edukasi yang tinggi, maka anak-anak diajak untuk belajar membuat mainan perahu. Dimana bahannya sangatlah sederhana. Hanya terdiri dari botol plastik, triplex yang telah dipotong kecil-kecil berbentuk persegi panjang, dan kayu yang telah dipotong tipis memanjang. mainan perahu yang dibuat oleh mereka berisi cita-citanya masing-masing. dengan bersama-sama membuat mainan perahu, tersirat nilai kerja sama yang utuh dan semangat kekeluargaan yang tinggi. Pun dari sini kreativitas anak-anak kian muncul kepermukaan.
Ada makna kehidupan yang tampak dari pembelajaran minggu ini. bahwa antara cita-cita dan kreativitas mesti saling berjalin-kelindan. Tak ada cita-cita yang terwujud bila tak disokong oleh kreativitas. Karena kreativitas punya nilai membangun dan mencipta. Makna inilah yang kemudian diperkenalkan agar disadari oleh anak-anak. Agar kiranya menjadi bekal hidup untuk mereka dimasa mendatang.
Menjelang senja, anak-anak beramai-ramai ke sungai untuk membawa mainan perahunya berlayar menyusuri sungai bersama dengan cita-citanya yang tertulis dalamnya. Seperti halnya mainan perahu tersebut, mereka di kemudian hari akan menjadi “perahu” yang menentukan kemana arah cita-citanya berlabu. Mungkin di usia mereka masih terlalu dini untuk memikirkan hal itu. namun setidaknya semangat itu telah terpatri dalam jiwanya.

Muhajir


Dermaga Lakkang, 26 Mei 2013
Gambar 1 (perkenalan)

Gambar 2 (Bermain Games)

Gambar 3 (membuat mainan perahu)

Gambar 4 (menyelipkan beberapa masukan-masukan mendidik)

Gambar 5 (karya kreatif anak-anak)

Gambar 6 (mainan perahu mulai berlayar)

 

0 komentar:

Posting Komentar